Look After
You
Hei, apa kau pernah
dengar bahwa jatuh cinta itu merupakan salah satu penyakit jiwa?
Awalnya aku tidak memercayainya, tetapi seiring berjalannya waktu
akupun mulai percaya sedikit demi sedikit.
Ya, jatuh cinta membuatku
seperti orang gila, sangat gila. Gila mengagumi setiap hal dari
dirimu. Kau bagai makhluk agung yang bahkan tak bisa semudah itu
kudeskripsikan dengan geometri analitis modern, tak bisa diukur
dengan semua ilmu dari bab kalkulus lanjut tingkat dramatis, bahkan
abjad dalam diktat aljabar linear kompleks pun agaknya tak cukup
untuk mendeskripsikan pesona dirimu.
Kau adalah keindahan
sempurna yang tak ada bosannya untuk dipandang bagai sebuah limit
fungsi dengan x menuju nol yang tak berujung tapi ada dan nyata,
salah satu dari semesta bilangan real yang tak berhingga.
Kini aku duduk dari
tempat di mana aku bisa bebas memandangmu, duduk bagaikan seorang
pengagum rahasia, hanya bisa mengagumi tanpa sanggup
mengungkapkannya. Memandangmu, memerhatikan setiap perilakumu.
Aku hanya bisa terpesona
kala kau mengibaskan rambut hitam panjangmu saat sedang berbicara
dengan orang lain. Tak berhenti sampai di situ, angin tampaknya cukup
paham dengan perasaanku sehingga bertiup dan mengibaskan rambutmu.
Aku hanya bisa berdecak kagum, rambutmu terkibas dengan penuh irama
bagai sebuah grafik membentuk kurva fungsi trigonometri yang
mengagumkan.
Rambut itu bergoyang dan
terlihat seolah sedang melambai-lambai, membentuk gelombang
transversal dengan amplitudo yang konstan dan cepat rambat yang tidak
terlalu cepat, terlihat bagaikan sebuah slow motion yang
indah. Tanganmu dengan gerak yang gemulai segera merapikan rambutmu,
mengikatnya menjadi satu, turut mengikat kuat kekagumanku kepadamu.
Gerak tubuhmu begitu
anggun, sangat padu dengan bentuk tubuh yang terlihat begitu
proporsional, tidak terlalu gemuk tapi tidak terlalu kurus. Yah,
langsing. Langsing dan kurus tampaknya beda tipis. Terlihat begitu
feminim dan menunjukkan daya tarik yang begitu kuat sebagai seorang
perempuan.
Takkan kulupa saat kau
berbicara kepadaku. Suara itu, suara yang terdengar berat, begitu
khas, bagai sebuah nada gitar senar kelima. Saat gelombang suaramu
masuk ke dalam telingaku, aku bagai terhipnotis seolah-olah mendengar
puluhan bidadari bernyanyi merdu di sekelilingku dengan nada yang
begitu harmonis.
Tak bisa kulupa saat
bibir manismu bergerak kala berbicara, terlihat berwarna merah muda
cerah, begitu manis saat tersenyum kepadaku, kadang membuat hati ini
bertanya-tanya tentang maksud senyum darimu. Bibir itu, terlihat
begitu simetris kala tersenyum, tampak sempurna dengan lengkung kurva
terbuka ke atas.
Pandangan matamu sanggup
membuatku terpaku. Paduan mata dan alis yang agak tebal terlihat
sangat sempurna, kombinasi yang begitu pas. Tatapan matamu terlihat
begitu lembut tapi seolah-olah menyembunyikan kesedihan yang amat
dalam. Hei, apa yang kau sembunyikan?
Tatapan dari pupil hitam
matamu terlihat tegar tetapi seakan rapuh di saat yang bersamaan.
Saat pandangan mata kita saling bertemu, tatapanmu padaku tak bisa
bertahan lama, kau lebih memilih memalingkan wajah seolah
menyembunyikan suatu ekspresi yang membuatku bertanya-tanya.
Apakah semua hal itu yang
membuat hatiku terikat padamu? Tampaknya lebih daripada itu. Jutaan
kata tidak akan cukup untuk menulis semua hal tentang keindahan
fisikmu. Kurasa aku harus sujud berterima kasih kepada orang tuamu
yang telah melahirkan dan membesarkan sosok bidadari manis sepertimu.
Kesempurnaanmu lebih
daripada sekadar kondisi fisik. Kesempurnaanmu adalah sikap dan
sifatmu yang begitu anggun dan lembut, gaya bicara yang terdengar
sopan dan gerak tubuh yang begitu feminim, mampu membuat terbang
laki-laki mana saja yang berbincang bersamamu.
Pancaran pesona cantik
wajahmu, dipadu dengan kulit cokelat cerah sanggup membuat setiap
mata yang memandangmu terpana sesaat, tak sanggup untuk
menyembunyikan kekaguman terhadapmu.
Kau tahu? Aku
memerhatikanmu.
□□□
Yeah, tulisan di atas
sebenarnya terinspirasi dari tugas Bahasa Indonesia yang diberikan
dosen beberapa saat sebelum UAS. Tugasnya sederhana, kami disuruh
mendeskripsikan orang yang kami cintai di dalam kelas, harus lawan
jenis. Dikerjakan dan diberi waktu selama empat hari.
Well, itu tugas
kelar juga walaupun dikerjakan dua jam menjelang masuk mata kuliah
tersebut. Apa yang saya tulis untuk tugas itu agak mirip dengan
tulisan di atas ini tapi gak selebay itu juga, sih. :v
0 komentar:
Posting Komentar
...........................