Jumat, 17 April 2015

 4/17/2015 08:37:00 PM      ,    No comments

Kisah Klasik: Kita dan Kita

Kota baru, suasana baru. Entah kenapa aku memilih tempat ini untuk bersekolah. Insting, mungkin? Banyak yang menawarkan agar masuk ke SMA Plus Palangka Raya. SMA Plus itu apa? Memangnya ada sekolah yang tidak memakai angka? Tanda plus (+)? Berarti ada SMA Minus? Ah, tidak. Tidak. Aku ingin menikmati masa mudaku dan menjalaninya seperti orang biasa.
Sampit. Ibukota kabupaten Kotawaringin Timur. Aku memang sering ke kota ini saat masih SD untuk mengunjungi saudara Ibuku. Saudara Ibuku memiliki anak perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak, di tempat sepupuku inilah aku menumpang untuk tinggal.
 
Awalnya rumah mereka dekat dengan sekolahku sehingga masih bisa kutempuh dengan sepeda. Hingga akhirnya mereka pindah ke bagian luar kota yang agak jauh. Sekitar 4 KM dari sekolahku. Yah, aku harus berangkat jam 5 subuh untuk berangkat ke sekolah setiap harinya. Cukup berat karena pulangnya harus menghadapi teriknya matahari.
Meskipun terpisahkan oleh sekolah, aku dan GoN tetap sering bertemu di luar. Saat itu ia sudah memiliki motor pemberian dari ayahnya sehingga ia bisa mengunjungiku dan menjemputku untuk sekadar jalan-jalan. Suatu hari GoN mengajakku untuk bertemu seseorang yang tampaknya ia kenal dari Facebook.
Kami pergi ke sebuah kafe. Tampak ada seseorang yang sudah menunggu di situ. Lebih tua daripada kami, tampaknya anak kuliahan. Namanya Komikemos, kami memanggilnya Mas Keke. Berkacamata dan wajahnya terlihat seperti tidak memiliki gairah hidup, begitulah kesan pertamaku saat itu.
Rupanya GoN sedang mencari ilmu dalam dunia gambar-menggambar karena orang itu memiliki hobi yang sama, bahkan ia menekuninya di bangku perkuliahan. Kami mendapat banya pengetahuan, saran, dan kritik dari Mas Keke. Ia juga menceritakan bagaimana orang-orang di Jawa sana biasa menerbitkan komiknya secara indie di penerbit atau bahkan mencetak sendiri lalu dijual di event-event penting yang berhubungan dengan seni.
Aku akhirnya sadar, banyak jalan untuk menyebarkan karya kita tanpa harus menerbitkan di penerbit. Facebook adalah salah satu media yang paling efektif dalam menyebar karya seni, terutama gambar. Ditambah saat itu sudah ada sebuah website yang mulai terkenal dan sebagai tempat para seniman memajang karya mereka. www.ngomik.com. Aku kebetulan menemukan website itu sedang googling tentang komik Indonesia. Mataku berbinar-binar seperti orang udik saat melihat karya-karya anak negeri. Karya mereka tak kalah dengan manga Jepang.
Satu-persatu karya komikus di situ aku baca. Keren. Sangat. Bahkan ada yang sudah membuka event lomba untuk menggambar karakter dari komik mereka (Komik TORO). Hal itu membuatku terpacu untuk berlatih menggambar. Gambar-gambar yang kubuat aku unggah di Facebook lalu kutandai orang-orang yang sudah ahli untuk meminta kritik dan saran. GoN juga melakukan hal yang sama tetapi lebih kalem dan tidak seproduktif aku. Ia lebih memilih berlatih keras lalu mengunggah gambar hasil penyempurnaan dari sebelumnya.
Kami bahkan merencakan akan berkerja sama membuat komik. Aku yang menggambar dan GoN yang membuat cerita. Manis di awal, tapi tetap tak kunjung berhasil. Kesibukan di sekolah baik akademik maupun organisasi dan suasana tempat tinggalku yang tidak kondusif membuatku tidak bisa fokus. Kerja sama yang disusun pun akhirnya gagal. Kami sadar, kami ada kesibukan masing-masing, sehingga kami memutuskan untuk berjalan-jalan sendiri tetapi tetap saling support.
Saat itu aku sudah mengembangkan cerita dari komik yang kubuat saat SMP dulu. The Protector. Sebuah kisah fantasi aksi. Aku berpikir jangka panjang, membuatnya dalam bentuk konsep agar bisa dibuat dalam berbagai bentuk versi. Kenapa? Aku tidak tahu aku akan jadi apa ke depannya saat itu. Aku masih ragu jalan hidupku adalah dunia gambar-menggambar sedangkan kemampuan akademikku juga tidak bisa diremehkan. Saat itu aku membuatnya dalam bentuk konsep agar bisa dibuat versi komik, film, novel, cerbung, atau bahkan game. Yah, siapa tau di masa depan ada jalan, kan? GoN juga memiliki proyek komik dan mulai menggambar karakter.
Di awal semester 2 kelas 10, Ayahku membelikanku sebuah sepeda motor. Lumayan, sangat membantu. Aku bisa lebih sering mengunjungi GoN untuk sekadar mampir atau melakukan hal-hal konyol. Tak lama kemudian, karena tuntutan tugas sekolah, aku dibelikan sebuah laptop. Aku melihatnya bagai melihat harta karun. Aku sudah bisa membayangkan kegunaannya untuk apa.
Di saat orang lain yang seumuranku menggunakan laptop untuk sekadar menonton film atau bermain game, aku menggunakannya untuk menulis cerita. Saat itu laptopku belum bisa digunakan untuk berinternet karena aku belum mampu membeli modem.
Cerita untuk komik yang awalnya kuketik dalam bentuk konsep biasa malah terlalu rinci dan menjadi sebuah cerpen. Aku termenung. Hei, menulis cerita ternyata menyenangkan. Aku bahkan mencari tips menulis cerita dari internet. Kebetulan ngomik.com juga menyediakan tempat memajang cerita [story] selain komik dan artwork. Aku banyak membaca cerita di situ dan membuat akun.
Dunia ini begitu gelap dan sepi, kita butuh cahaya dan gebrakan. Cahaya? Light? Tidak cocok. Sesuatu yang menarik. Ah, ya. Hikari [Cahaya]? Seperti perempuan. Hikaru? ya. Hikaru. Itu cocok. Tapi, hanya Hikaru saja?
Aku termenung. Aku iseng membuka google translate dan mengetikkan kata “pedang” lalu menerjemahkannya ke berbagai bahasa asing hingga......... Xifos? Hikaru Xifos? Pedang Cahaya? Bagai alat untuk menerangi dunia yang sepi. Begitu alay. But, I like it.
Aku mendaftar di ngomik.com dengan ID Hikaru_Xifos. GoN juga mendaftar dengan ID GoN. GN adalah inisial namanya. Sedangkan huruf O adalah huruf awal dari nama panggilannya sejak kecil.
Kami mulai memajang karya kami di situ. Perlahan-lahan aku mulai aktif menulis dan menekuninya. Di ngomik.com saat itu ada sistem peringkat yang didasarkan pada jumlah view dan like dari pembaca (peringkat ada yang dihitung perminggu, perbulan, pertahun, dan yang paling diincar adalah yang sepanjang masa). Beberapa ada yang serius menanggapinya dan bahkan sampai mengirim spam ke kotak pesan agar mengunjungi lalu memberi like di karya mereka. Jika tidak sibuk, aku pasti akan kunjungi karya mereka. Jika menarik, aku pasti memberi like.
Di ngomik.com aku banyak mengenal penulis lain dan sering tukar komentar. Ada Ichsan_Leonhart dengan karya-karyanya yang dipenuhi kisah sains, futuristik, action, dan romance yang luar biasa. Ada juga Kurohime [Heidy SC] dengan karya yang tidak kalah menariknya, dipenuhi konflik dan cerita fantasi tentang era penyihir dan kerajaan. Adapula id257 dengan tulisannya yang kocak, bergenre komedi, dipenuhi cerita tentang kehidupannya saat bersekolah, walau kadang ia menulis cerita komedi aksi.
Bersama-sama kami berada di peringkat atas mingguan atau bulanan. Bahkan, untuk di peringkat sepanjang masa, Ichsan_Leonhart sempat masuk ke peringkat satu (walau harus turun ke peringkat dua gara-gara ada member bocah yang marathon upload cerita gak jelas dan memenangkan jumlah view) sedangkan aku berada di peringkat tujuh (sempat di peringkat lima tetapi kembali tergusur dan konsisten di nomor tujuh, sesuai angka kesukaan saya juga sih), bersaing dengan beberapa penulis cerita fantasi lainnya. Aku kalah di view karena jarang promosi baik di mural ataupun di media sosial seperti penulis lainnya.
Jujur saja, kemampuanku dalam mengolah cerita masih jauh di bawah mereka. Aku menulis hanyalah untuk mengisi waktu luang dari kesibukanku bersekolah. Sedangkan mereka tampaknya sangat serius menekuni dunia kepenulisan.
Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berlalu, cerita yang kubuat sudah memiliki belasan chapter dan aku mulai jarang menggambar sedangkan GoN sudah mulai fokus belajar digital art menggunakan aplikasi photoshop dan SAI. Kemampuan menggambarku mulai menurun dan GoN mulai meningkat, aku sudah fokus untuk benar-benar menulis.
Saat itu adalah salah satu teman kami, perempuan, yang bersekolah juga di Sampit. Kita sebut saja Bunga. Tidak, jangan Bunga. Itu nama yang lazim digunakan untuk korban kekerasan. Ah, kita sebut saja H. H memiliki teman anak SMKN 2 Sampit yaitu V, V memiliki sepupu yang seumuran yaitu SBHcool yang juga bersekolah di tempat yang sama dengan V.
Rupanya H memberitahukan kepada GoN bahwa SBHcool juga hobi menggambar. Suatu hari saat kami sedang berada di warnet dan duduk bersebelahan, GoN memperlihatkan profil Facebook SBHcool di monitornya. Foto profil SBHcool adalah sebuah gambar yang sudah di-inking, sedangkan gambar sampulnya adalah gambar tokoh-tokoh. Saat itu aku begitu kagum, ada orang di kota ini yang punya bakat seperti ini.
Aku memerhatikan gambar-gambar di album fotonya. Semua gambarnya punya gaya garis dan arsir yang tegas dan unik tetapi rasa ada yang kurang. Sesuatu. Rasanya ada sesuatu yang kurang. Aku mencermatinya baik-baik. Ah, ya. Masih bermasalah di proporsi.
Setelah itu aku dan GoN lebih banyak menghabiskan waktu bersantai di taman dan makan pentol goreng, jalan-jalan keliling, atau download anime di warnet. Semakin lama aku sudah mulai jarang menggambar.
Suatu malam GoN menyuruhku ke Taman Kota. Saat aku datang, rupanya H juga ada di situ. Saat kutanya GoN ada apa, ia bilang ingin menunjukkan sesuatu dan aku diminta menunggu. Setelah kami menunggu beberapa menit di trotoar, akhirnya ada seseorang yang datang mendekat saat GoN melambai ke arahnya. Aku menebak-nebak itu siapa.
“SBHcool, ya?” bisikku pada GoN. Ia mengangguk.
Entah kenapa saat itu aku melihat penampilan dan gaya SBHcool beda dengan orang-orang pada umumnya. Cukup unik. Dia mirip seperti kami, entah mirip di mananya. Kami berkenalan lalu GoN mengajak untuk duduk di tengah taman, di sebuah gazebo.
Karena ini pertemuan pertama, kami agak canggung. Tidak banyak yang dibahas selain membahas masalah hobi dan dunia menggambar. Aku sempat menunjukkan beberapa karya yang kufoto di handphone milikku. Kami bertukar pengalaman dan mulai membahas manga juga anime. H hanya bisa diam mendengar kami membahas sesuatu yang tidak ia mengerti.
Tak terasa hari sudah larut malam. Kami akhirnya berpisah dan berjanji akan berkumpul bersama untuk membahas beberapa hal penting lainnya. Kembali, sepertinya kisah ini akan kembali bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar

...........................

Popular Posts

Recent Posts

Click to view my Personality Profile page

Unordered List

"Nilai gak penting, pengetahuan dan wawasan itu yang penting."

Categories

Text Widget

Me.....

Foto saya
Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia
Seorang mahasiswa Pendidikan Matematika yang berusaha untuk menyelamatkan umat manusia dari serangan alien hingga akhirnya sebuah meteor jatuh ke ladang gandum dan jadilah sebuah sereal seperti iklan di televisi.

Followers.....