Dari SBMPTN 2013 ke Daftar Ulang (Curcol) [Part 1 of 2]
Panas. Kota
ini panas. Aku harus berkali-kali menyeka keringat yang mengalir di leher
hingga ke dada dan punggungku. Sial, kertas di hadapanku mungkin bisa lecet
jika terus seperti ini. Aku harus menarik kedua tanganku lalu menyekanya ke
baju agar cepat kering.
Kulirik
orang yang berada di sebelah kananku. Ia tampak depresi dan pusing saat melihat
ke arah beberapa lembar kertas di atas mejanya. Bukan hanya ia saja tetapi
hampir semua orang di dalam ruangan ini dalam keadaan demikian.
“Ini
mengerikan,” gumamku sambil memainkan pensil 2B di tangan kananku.
Pakaian
batik yang kupakai sudah basah oleh keringat dari punggungku. Otakku terasa
sangat lelah untuk berpikir. Kertas bergaris biru di mejaku masih cukup bersih
dari coretan pensil 2B, ini sangat buruk. Waktu terasa semakin mencekik.
Seandainya
saja jika saat ini aku berada di tempat yang sangat sepi, hanya ada aku sendiri
beserta lembaran kertas mengerikan ini, aku pasti akan segera histeris sambil
mencakar wajahku. Astaga, fantasiku begitu berlebihan.
Tidak, aku
tidak berada di ruangan interogasi atau rumah sakit jiwa. Aku ada di dalam
ruang kuliah suatu kampus, menatap beberapa lembar kertas berisi soal SBMPTN
yang amat sangat unik. Aku tidak sendirian, aku bersama puluhan “musuh” yang
juga mengincar kursi di PTN ini. Ini perang dingin. Ini perang mental. Ini
membuatku gila!!
Sial, ini
belum apa-apa. Ini hanya awal. Hanya ini tembok yang harus kulalui agar bisa
menjadi mahasiswa. Hanya satu langkah kecil selama dua hari ini saja.
□□□