Sabtu, 20 Februari 2016



Spider-Man: Kekuatan dan Tanggung Jawab

            “Kau hebat,” ucapnya padaku dengan senyum lebar yang manis. “Pencapaianmu sungguh luar biasa,” tambahnya seraya memberikan tangannya untuk berjabat tangan.
            “Terima kasih,” ucapku sambil berjabat tangan dengannya.
            “Sekarang perjuangan kita akan dimulai dari sini,” ucapnya sambil menghela napas.
            “Yah, akhirnya kita memang harus menyandang gelar pengangguran untuk sementara,” ucapku sambil terkekeh.
            “Hei, kalian berdua!” kami menoleh ke arah asal suara yang memanggil kami. tampak seorang teman melambai-lambaikan tangan sambil memegang topi toga menyuruh kami untuk berkumpul. “Ayo, foto bersama!”
            “Ayo, genius, kita dipanggil,” ucap gadis di hadapanku sambil tersenyum lalu berjalan ke arah teman-teman satu angkatan kami yang sudah berkumpul untuk berfoto bersama.
            “Oh, ayolah. Berhenti memanggilku seperti itu,” ucapku.
□□□

Senin, 27 Juli 2015


Spider-Man: Masalah Kehidupan

Hari yang cerah, rumah sedang kosong jika sedang tengah hari seperti ini. Aku menyalakan televisi untuk menonton saluran kesukaanku, Fox Movies, HBO, ataupun Celestial Movies. Di HBO rupanya baru saja dimulai film The Amazing Spider-Man 2.
Spidey berayun kesana-kemari mengejar truk pembawa plutonium yang dibajak oleh sekawanan penjahat. Di saat yang bersamaan ia sebenarnya harus menghadiri wisuda SMA dan sudah-cukup-lumayan-terlambat. Setelah adegan action yang dipenuhi efek spesial canggih dan kekonyolan Spidey, para penjahat pun “diamankan” menggunakan jaring dan ia berhasil menghadiri wisuda tepat waktu saat namanya dipanggil lalu mencium Gwen di hadapan banyak orang.
Setelah ia melepas topeng, ia tetaplah Peter Parker, seorang manusia yang penuh dengan masalah kehidupan. Masalah keluarga (betapa misteriusnya orang tua Peter), masalah percintaan (hubungan dengan Gwen yang makin rumit), dan masalah-masalah lainnya (musuhnya adalah sahabatnya sendiri).
Yeah, rumit.
□□□

Kamis, 04 Juni 2015


Selama Engkau Hidup (Season 2)

Senin, 1 Juni 2015. Hari yang biasa. Benar-benar biasa. Pagi hari yang cerah harus pergi ke kampus hanya untuk menerima kabar bahwa dua mata kuliah di pagi itu tidak masuk. Wow, ini akan menjadi hari yang menyenangkan. I'M FREE! Ditambah lagi besoknya libur Hari Raya Waisak! Otakku dengan sangat cepat memikirkan apa yang akan kulakukan seharian. Ternyata..... aku seharian hanya menonton anime sampai malam.
Sekitar jam sebelas malam aku memutuskan untuk tidur. Laptop segera kumatikan lalu bergegas ke tempat tidur. Lautan kapuk telah menunggu. Tiba-tiba nada BBM berbunyi. Ada pesan yang masuk.
Ciee.. yang besok udah kepala dua..,” isi pesan itu, dari seorang kakak tingkat yang akrab denganku.
Eh? Kepala dua? Besok... 2 Juni, ya? Ah, ya. Besok aku berulang tahun.
□□□

Jumat, 17 April 2015


Kisah Klasik: Kita dan Kita

Kota baru, suasana baru. Entah kenapa aku memilih tempat ini untuk bersekolah. Insting, mungkin? Banyak yang menawarkan agar masuk ke SMA Plus Palangka Raya. SMA Plus itu apa? Memangnya ada sekolah yang tidak memakai angka? Tanda plus (+)? Berarti ada SMA Minus? Ah, tidak. Tidak. Aku ingin menikmati masa mudaku dan menjalaninya seperti orang biasa.
Sampit. Ibukota kabupaten Kotawaringin Timur. Aku memang sering ke kota ini saat masih SD untuk mengunjungi saudara Ibuku. Saudara Ibuku memiliki anak perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak, di tempat sepupuku inilah aku menumpang untuk tinggal.

Kisah Klasik: Kita

Gerah. Panas. Pusing. Pulang kuliah aku langsung melemparkan tas milikku ke bangku lalu langsung bergegas mandi. Minggu yang sangat sibuk, dipenuhi tugas dan UTS, menuntut otak ini untuk bekerja ekstra. Jujur, aku sangat lelah dan jenuh. Untuk pertama kalinya dalam sejarah kehidupanku, aku bosan. Bosan akan semuanya. Entah mengapa terasa membosankan.
Tidak fokus mengikuti kegiatan perkuliahan, mendadak malas mengerjakan tugas meskipun tahu bahwa aku mampu mengerjakannya, bahkan mulai sering begadang dan membuat badan ini makin kurus.
Hei, kalian, pernahkan kalian bosan dalam mewujudkan tujuan yang ingin kalian capai? Sekarang aku merasakannya. Ingin hidup biasa-biasa saja tanpa harus menyolok di antara yang lain, kisah hidup berkata lain. Aku bosan, bahkan ingin menghilang sama sekali.
Why? Well, I don't know. Problems? Entahlah, mungkin sedikit. Motivation? Mulai tidak membuatku bertekad lagi. Lalu apa?

Sabtu, 28 Maret 2015


Happy Birthday, Mom

Perlahan aku membuka kedua mataku. Berat. Sangat berat. Kupaksakan sekuat tenaga hingga aku benar-benar bangun di pagi Selasa yang sedikit gerimis. Aku tertegun. Rasanya ada sesuatu yang aku lewatkan di penghujung bulan Maret ini. Entahlah, aku tidak terlalu ingat.
Ingin rasanya aku kembali memejamkan mata karena mendengar harmoni indah dari suara hujan yang jatuh di atap kosanku. Saat aku hendak memejamkan mata, terdengar sebuah lagu, nada panggilan masuk ke handphone milikku. Siapa yang menghubungi pagi-pagi begini? Kulihat layar handphone. Rupanya Ibu yang menghubungi. Aku tersenyum lalu menjawab panggilan itu sambil tetap dalam posisi tidur.
□□□

Jumat, 27 Maret 2015

1. Kode
Aku mengetuk-ngetukkan ujung pulpenku ke atas meja sambil tetap fokus memandangi setiap kumpulan soal latihan yang ada pada diktat. Tidak ada yang berubah, soal itu tetap tidak terjawab. Ah, tentu saja, jawaban tidak muncul dari langit begitu saja jika aku tidak mencarinya.
Aku sudah bersiap mencoret-coret di selembar kertas buram, berharap mendapatkan sebuah pencerahan, tetapi seorang pemuda memanggilku dengan nada sedikit memelas.
“Ris,” ucapnya memanggilku.
Aku mendongakkan kepalaku lalu memandang ke arah seorang pemuda yang tengah berdiri di depanku. Aku baru sadar, ruangan kuliah ternyata sudah kosong dari tadi. Aku terlalu asyik di duniaku sendiri bersama kumpulan soal-soal.

Dari Daftar Ulang ke AKSI Kampus 2013 (Curcol)

Sesak. Aku terdiam mengamati pemandangan di depanku saat ini. Jika kau pernah melihat orang-orang yang sedang berebutan sembako gratis, pemandangan seperti itulah yang tepat untuk menggambarkan kejadian yang kulihat.
“Damn, gimana mau daftarnya kalau kayak gini?” batinku dengan tampang datar sambil mengelap keringat di leher. Aku memang berdiri cukup jauh dari kerumunan itu, berusaha menyusun strategi yang tepat agar bisa melewati mereka dengan anggota tubuh yang masih lengkap saat tiba di ujung.
Puluhan...tidak, ada ratusan mahasiswa yang berhamburan di BAAK saat ini. Yaps, mahasiswa, bukan calon mahasiswa lagi. Mereka yang terlihat saat ini adalah orang-orang yang berhasil menaklukkan rintangan SBMPTN. Sedangkan menurut kabar badai, yang lulus SNMPTN sudah terlebih dahulu daftar ulang beberapa minggu sebelumnya.
Yeah, memang kalau penampilan para “pejuang” penakluk SBMPTN itu memang greget banget, ya. Rambut mohawk, gadis putih mulus penuh tepung di wajah, obral KFC di mana-mana, pabrik asap di beberapa mulut, hingga celana jeans penuh sobekan pada beberapa bagian. Hohoho, sepertinya aku akan menikmati dunia perkuliahan ini. Sepertinya. Semoga. Mungkin.
□□□

Kamis, 26 Maret 2015


Catatan Akhir Tahun 2014

Aku berdiri tenang di halaman depan rumahku seraya menatap langit malam yang cerah, dihiasi oleh cahaya indah bintang. Udara malam ini cukup dingin tapi tak menyurutkan niatku untuk menyaksikan salah satu momen tahunan yang tahun lalu tidak bisa kusaksikan di sini. 
Kurogoh kantong celanaku untuk mengambil handphone. Hampir lewat tengah malam, beberapa detik lagi. Tak berapa lama kemudian terlihat munculnya cahaya warna-warni indah di langit disusul suara ledakan. Dari jauh terdengar suara sorakan nyaring.
Aku menarik napas panjang lalu tersenyum kecil. Tahun 2014 sudah terlewati dengan banyak kisah yang mengubah kehidupanku.
Welcome, 2015,” ucapku pelan.
□□□

Minggu, 22 Maret 2015


I'm Back (Curcol)

Huft.. akhirnya setelah beberapa bulan gak ngurusin blog ini, sayapun kembali. Pertengahan tahun 2014 sampai awal bulan Maret 2015 adalah hari-hari yang berat buat saya jalanin. Berawal dari gak sengaja mematahkan monitor laptop saya dan harus menjalani hari tanpa laptop. Sedih. Banget.
Bukannya apa-apa sih. Masalahnya, di dalam laptop saya itu banyak banget file-file penting sampai file-file pribadi aib saya. Ada ribuan episode anime, ratusan chapter komik, dan file-file sakral lainnya. Di laptop itu pula banyak data-data perkuliahan penting serta proyek novel saya. 

Jumat, 27 Juni 2014

Ray

Ray

            Ini hari pertamaku kembali ke desa ini setelah tiga tahun pergi untuk melanjutkan pendidikan ke kota. Perjalanan yang cukup jauh, sehingga bus mengantarku di saat hari sudah malam. Setelah bertemu dengan Bibi Erni, adik ibuku yang tinggal sendiri di rumahnya di desa ini, aku segera diajaknya untuk segera tidur di kamar milik anaknya yang kebetulan masih bersekolah di kota.
            Aku tidak bisa tidur dengan tenang karena memikirkanmu. Sudah tiga tahun sejak kelulusan kita di SMP. Aku pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan, sementara kau tetap tinggal di kota ini untuk membantu keluargamu merawat kebun. Karena siswa di SMP tidak terlalu banyak dan didominasi oleh laki-laki, kita berdua pun bisa berteman akrab dan menjadi sahabat. Aku merindukanmu. Rindu terhadap wajah konyolmu dan dibonceng di atas sepedamu, seperti dulu, saat kita pulang sekolah bersama.
            Karena itu di saat liburan kelulusan SMA seperti ini aku berniat kembali ke desa ini. Mengunjungi kampung halamanku, bertemu dengan Bibi, dan bertemu denganmu lagi, sahabatku.
□□□

Selasa, 24 Juni 2014

Serpihan Asa, Menanti di Tugu Sukarno

            Aku berdiri mematung sesaat sambil memandang ke sekelilingku. Hening sejenak, merasakan semilir angin yang berhembus dan kadang membuat rambutku bergoyang pelan, seolah ingin mengajakku bermain bersamanya. Aku menarik napas panjang lalu mulai berjalan menapaki tangga-tangga kecil di tempat ini, menuju ke bagian tengah, ke arah sebuah tugu yang berdiri tegak tinggi.

Sabtu, 14 Juni 2014


Look After You

Hei, apa kau pernah dengar bahwa jatuh cinta itu merupakan salah satu penyakit jiwa? Awalnya aku tidak memercayainya, tetapi seiring berjalannya waktu akupun mulai percaya sedikit demi sedikit.

Ya, jatuh cinta membuatku seperti orang gila, sangat gila. Gila mengagumi setiap hal dari dirimu. Kau bagai makhluk agung yang bahkan tak bisa semudah itu kudeskripsikan dengan geometri analitis modern, tak bisa diukur dengan semua ilmu dari bab kalkulus lanjut tingkat dramatis, bahkan abjad dalam diktat aljabar linear kompleks pun agaknya tak cukup untuk mendeskripsikan pesona dirimu.

Kau adalah keindahan sempurna yang tak ada bosannya untuk dipandang bagai sebuah limit fungsi dengan x menuju nol yang tak berujung tapi ada dan nyata, salah satu dari semesta bilangan real yang tak berhingga.

Selasa, 03 Juni 2014

You



You



Jauh di depan sana aku dapat memandang perbukitan dan hutan yang sangat luas. Jalan yang berada di bukit di pinggiran kota ini memang tempat strategis untuk menikmati pemandangan, apalagi saat berdiri di atas trotoar dan merapat ke dekat pagar pembatas.



Aku berjalan pelan mendekati pagar pembatas lalu menarik napas panjang, menghirup udara segar dari alam yang cukup sulit didapatkan jika berada di pusat kota. Aku termenung beberapa saat ketika memandang hutan di depan sana, mengingat kembali kenangan masa lalu yang telah lewat.



Hembusan angin membuatku semakin masuk dalam lamunan. Aku tersadar ketika hembusan angin itu terasa membelai pipiku dengan lembut. Aku sedikit tersentak sambil mengusap pipi kiriku lalu menoleh ke arah kanan, memandang di atas trotoar tak jauh dari tempatku berada.



Kau berdiri di situ dengan tangan kiri menahan rambut panjangmu agar tidak berantakan saat terhembus angin. Bibir merah tipismu tersenyum saat melihat ke arah hutan dan perbukitan di depan kita. Ya, tempat kau berdiri sekarang adalah tempat favoritmu untuk melihat pemandangan ini, aku mengingatnya. Kau menoleh ke arahku lalu tersenyum dengan ekspresi wajah lembut dan pipi yang memerah, aku membalas senyumanmu sambil kembali menatap ke depan. Aku kembali mengingat masa lalu saat kita berdua berada di tempat ini. Ya, hanya kita berdua.



--□□□--

Senin, 02 Juni 2014


Selama Engkau Hidup

Kupandangi jam digital yang ada di pojok kanan bawah monitor laptop milikku sambil menguap lebar.

“Fuuu, udah hampir jam sebelas,” gumamku sambil merenggangkan leher. Dua jam membaca komik digital dengan tatapan terpaku kepada layar itu cukup melelahkan, kawan. Waktunya tidur.

Hei, sepertinya aku melupakan sesuatu. Ah, ya, materi tentang senyawa karbon untuk mata kuliah Kimia Dasar II besok. Aku belum mempelajarinya sama sekali. Fuuu, sudahlah, tidur lebih penting.

Aku bersiap melompat ke atas tempat tidur sebelum akhirnya sebuah SMS masuk ke handphone milikku. Malam-malam begini siapa, ya? Jangan-jangan GoN, seperti biasanya.
Kubuka SMS yang baru masuk itu lalu kubaca dengan cukup cepat. Bukan, bukan dari GoN, tapi dari si Ranger Pink. Isi SMS darinya seolah-olah tak menyangka bahwa aku ulang tahun hari ini, entah sengaja atau memang benar-benar tidak menyangka.

“Ulang tahun?” gumamku sambil mengangkat sebelah alis. Aku bergegas melihat ke kalender yang berada tepat di depan meja belajar... tidak, lebih tepatnya meja yang lebih sering kugunakan untuk menggambar atau membaca komik. “Sudah dua Juni? Tidak, masih satu jam lagi,” ucapku tertegun.

Eh? Aku ulang tahun? Aku sempat mematung beberapa saat karena sebenarnya aku sendiri hampir lupa kapan aku ulang tahun karena akhir-akhir ini sudah jarang melihat kalender. Hampir setengah jam aku tidak membalas SMS itu dan hanya menggaruk-garuk kepala.

□□□

Selasa, 14 Januari 2014


Catatan Akhir Tahun 2013

Kembali kupandangi dompetku. Hening sesaat. Aku mengguncang-guncang dompet itu berharap ada lembaran yang terjatuh. Nihil. Benar-benar kosong. Aku mengalihkan pandanganku ke kalender yang berada tepat di dekat meja belajarku. Aku tidak salah lihat, sekarang benar-benar akhir bulan November. Kau tahu apa artinya itu?
“INI ADALAH SAAT DI MANA KRISIS MONETER BAGI MAHASISWA TERJADI!!!” aku histeris. Sangat nyaring.
Oke, ralat. Itu artinya Desember akan tiba.
□□□


Senin, 09 Desember 2013




Dari SBMPTN 2013 ke Daftar Ulang (Curcol) [Part 2 of 2]


            Semuanya terlihat sudah mulai gelisah. Beberapa orang juga terlihat mulai melirik ke beberapa arah untuk memastikan apakah hanya dirinya sendiri yang sedang dalam kondisi “konyol”. Oh, tampaknya mereka bisa bernapas lega karena hampir semua yang ada di dalam ruangan ini sama-sama dalam kondisi “konyol”.
            Tiga orang dewasa di depanku--maksudku di depan kami, sudah mulai merapikan barang bawaan mereka lalu memasukkannya ke dalam tas. Cih, rupanya mereka sudah bersiap-siap ingin meninggalkan ruangan ini.
            “Waktu yang tersisa tinggal 10 menit lagi,” ucap salah satu orang dewasa itu.
            Berselang beberapa detik setelah ucapan itu, suasana ruangan langsung ribut oleh bunyi goresan pensil dan denyitan kursi tempat kami duduk. Semuanya langsung mengandalkan kartu as mereka: gambling.
            ...
            Apa? Aku? Aku hanya memainkan pensil 2B butut milikku dengan jemari tangan kananku. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan selain menutup lembaran soal dan menyelipkan LJK di dalamnya. Setidaknya aku sudah menyelesaikan sekitar 60% - 75% soal yang diberikan. Menit-menit terakhir waktu tes akupun mulai sedikit mengumpat,
            “Soal TKDU sialan,” umpatku sambil  membuang napas.
□□□

Kamis, 05 September 2013




Dari SBMPTN 2013 ke Daftar Ulang (Curcol) [Part 1 of 2]

            Panas. Kota ini panas. Aku harus berkali-kali menyeka keringat yang mengalir di leher hingga ke dada dan punggungku. Sial, kertas di hadapanku mungkin bisa lecet jika terus seperti ini. Aku harus menarik kedua tanganku lalu menyekanya ke baju agar cepat kering.
            Kulirik orang yang berada di sebelah kananku. Ia tampak depresi dan pusing saat melihat ke arah beberapa lembar kertas di atas mejanya. Bukan hanya ia saja tetapi hampir semua orang di dalam ruangan ini dalam keadaan demikian.
            “Ini mengerikan,” gumamku sambil memainkan pensil 2B di tangan kananku.
            Pakaian batik yang kupakai sudah basah oleh keringat dari punggungku. Otakku terasa sangat lelah untuk berpikir. Kertas bergaris biru di mejaku masih cukup bersih dari coretan pensil 2B, ini sangat buruk. Waktu terasa semakin mencekik.
            Seandainya saja jika saat ini aku berada di tempat yang sangat sepi, hanya ada aku sendiri beserta lembaran kertas mengerikan ini, aku pasti akan segera histeris sambil mencakar wajahku. Astaga, fantasiku begitu berlebihan.
            Tidak, aku tidak berada di ruangan interogasi atau rumah sakit jiwa. Aku ada di dalam ruang kuliah suatu kampus, menatap beberapa lembar kertas berisi soal SBMPTN yang amat sangat unik. Aku tidak sendirian, aku bersama puluhan “musuh” yang juga mengincar kursi di PTN ini. Ini perang dingin. Ini perang mental. Ini membuatku gila!!
            Sial, ini belum apa-apa. Ini hanya awal. Hanya ini tembok yang harus kulalui agar bisa menjadi mahasiswa. Hanya satu langkah kecil selama dua hari ini saja.
□□□

Kamis, 08 Agustus 2013



Dari SNMPTN 2013 ke SBMPTN 2013 (Curcol)

            Ini sangat menegangkan! Kembali kulihat lagi layar monitor di depanku. Ya, sebagian besar data yang kumasukkan memang benar. Dengan irama napas dan detak jantung yang tenang, aku segera meng-klik pada tombol “SIMPAN”. Yeps, akhirnya proses pendaftaran SNMPTN pun sudah selesai kulakukan.
            Apakah mendaftar SNMPTN membuatku sangat tegang? Tidak tidak tidak. Bukan karena itu. Aku membuka software IDM yang kusembunyikan di pojok bawah monitor, di bagian hidden icons pada taskbar. Yes! Album lagu J-Pop yang sedang ku-download akhirnya selesai! Seandainya file berukuran jumbo itu gagal dan berhenti di tengah-tengah proses download, aku bisa menjadi gila!
            Setelah menyalin satu album lagu yang dikompres dalam bentuk file .RAR, aku segera memindahkannya ke flashdisk. Setelah itu aku segera menyimpan file .JPG bukti pendaftaran SNMPTN yang muncul di website-nya. Oke, proses pendaftaran sudah benar-benar selesai. Tinggal menunggu hasilnya saja.
            “BANG*********SAT!! BERENG**********SEK!!! (disensor)” kembali kata-kata mutiara itu terlontar dari boks warnet di sebelahku. Kulirik sekilas ke sebelah. Oh, rupanya bocah yang sedang bermain game Point Blank yang agak “putus-putus” karena aku sedang men-download.
            Baiklah, tidak ada lagi yang kulakukan di sini. Waktunya pergi.
□□□

Rabu, 31 Juli 2013




Dari SNMPTN 2013 ke SBMPTN 2013

            Seperti biasa, di saat istirahat pertama seperti ini aku lebih memilih untuk bersantai di kantin dan memesan es teh. Setidaknya itulah skenario yang ingin kulakukan seperti hari-hari sebelumnya, namun hari ini agak berbeda. Di depan papan pengumuman tampak beberapa anak kelas XII sedang berkerumun dan berebutan untuk membaca sesuatu.
            Karena tidak ingin berdesak-desakan, aku menunggu kerumunan itu agar sepenuhnya lenyap. Setelah semua orang itu pergi, aku segera mendekati papan pengumuman dan membaca sebuah poster besar.
            “SNMPTN?” ucapku membaca tulisan besar pada bagian atas poster itu.
            Hooo, ini semacam salah satu “jalan pintas” untuk masuk PTN rupanya. Beberapa temanku sudah membuat keputusan ke mana mereka akan melanjutkan kuliah, begitu juga aku. SNMPTN merupakan salah satu cara menyaring mahasiswa baru dengan mempertimbangkan nilai rapor kelas X, XI, dan XII.
            Singkat cerita, akupun mengisi tujuan PTN yang kuinginkan. Berbeda dengan teman-temanku yang kebanyakan mengisi prioritas satu dan dua dengan PTN lokal di Kalimantan, aku mengisi prioritas satu dan dua dengan PTN di Jawa Barat, sedangkan prioritas tiga dan empat aku isi dengan PTN lokal di Kalimantan. Yah, terlihat terlalu percaya diri dan kemungkinan untuk gagal sangatlah besar.
            Aku tidak terlalu memikirkannya. Yang kutahu, tiket utama untuk masuk PTN adalah melalui tes, bukan jalan pintas yang gambling seperti SNMPTN ini. Meskipun sudah mengikuti SNMPTN, aku tetap memilih belajar untuk berjaga-jaga.
            Tepat di hari pengumuman hasil SNMPTN, beberapa status di Facebook sudah terlihat ramai. Isinya bermacam-macam, ada yang senang karena lulus, ada juga yang menggalau karena tidak lulus. Karena pengumumannya diumumkan secara online, akupun mengunjungi website SNMPTN melalui browser handphone.
            Setelah memasukkan data penting, maka muncullah hasilnya:
            Maaf, Anda tidak dinyatakan lulus SNMPTN 2013.
            Tulisan itu muncul dengan sangat jelas di layar handphone milikku. Sejenak dunia terasa diam. Aku tidak terlalu terkejut dengan hasilnya. Semua sudah diperkirakan.
□□□

Popular Posts

Recent Posts

Click to view my Personality Profile page

Unordered List

"Nilai gak penting, pengetahuan dan wawasan itu yang penting."

Categories

Text Widget

Me.....

Foto saya
Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia
Seorang mahasiswa Pendidikan Matematika yang berusaha untuk menyelamatkan umat manusia dari serangan alien hingga akhirnya sebuah meteor jatuh ke ladang gandum dan jadilah sebuah sereal seperti iklan di televisi.

Followers.....