Kamis, 08 Agustus 2013

 8/08/2013 03:01:00 PM      ,    No comments


Dari SNMPTN 2013 ke SBMPTN 2013 (Curcol)

            Ini sangat menegangkan! Kembali kulihat lagi layar monitor di depanku. Ya, sebagian besar data yang kumasukkan memang benar. Dengan irama napas dan detak jantung yang tenang, aku segera meng-klik pada tombol “SIMPAN”. Yeps, akhirnya proses pendaftaran SNMPTN pun sudah selesai kulakukan.
            Apakah mendaftar SNMPTN membuatku sangat tegang? Tidak tidak tidak. Bukan karena itu. Aku membuka software IDM yang kusembunyikan di pojok bawah monitor, di bagian hidden icons pada taskbar. Yes! Album lagu J-Pop yang sedang ku-download akhirnya selesai! Seandainya file berukuran jumbo itu gagal dan berhenti di tengah-tengah proses download, aku bisa menjadi gila!
            Setelah menyalin satu album lagu yang dikompres dalam bentuk file .RAR, aku segera memindahkannya ke flashdisk. Setelah itu aku segera menyimpan file .JPG bukti pendaftaran SNMPTN yang muncul di website-nya. Oke, proses pendaftaran sudah benar-benar selesai. Tinggal menunggu hasilnya saja.
            “BANG*********SAT!! BERENG**********SEK!!! (disensor)” kembali kata-kata mutiara itu terlontar dari boks warnet di sebelahku. Kulirik sekilas ke sebelah. Oh, rupanya bocah yang sedang bermain game Point Blank yang agak “putus-putus” karena aku sedang men-download.
            Baiklah, tidak ada lagi yang kulakukan di sini. Waktunya pergi.
□□□
 
            Yooo! Kembali bertemu lagi, para pembaca! *datang pake baling-baling bambu* tetap cemungudh bagi makhluk transparan yang di pojokan, ya.  Kali ini saya akan menulis pengalaman (baca: curcol) saya saat menghadapi SNMPTN 2013. Yah, hitung-hitung supaya pembaca memiliki pengetahuan sedikit masalah SNMPTN ini dund. Oke, berpeganganlah dengan erat. Kita berangkat! *naik mobil Tamiya*

            SNMPTN. Metode itu mendadak muncul di otak saya yang standar kala sedang memakan gumpalan mi goreng di kantin.
            “Apaan tuh?” saya bertanya sambil mengunyah mi yang sudah terlanjur masuk ke dalam mulut.
            Teman saya yang membawa informasi itu segera menjelaskan informasi masalah SNMPTN sebanyak yang dia tahu. Mudah ditebak, dia menjelaskannya dengan terbata-bata dan sama sekali gak jelas. Saya memutuskan untuk memeriksa sendiri masalah SNMPTN ini.
            Rupanya masih belum ada brosur ataupun poster yang menjelaskan masalah SNMPTN ini. Bertanya kepada guru tentu aja bakal ngerepotin saya. Ah, menunggu adalah hal terindah untuk dilakukan saat ini. *menatap cakrawala*
            Keesokan harinya poster sudah ditempel. Wow, puluhan anak kelas XII sudah berkerumun memerhatikan itu poster. Saya terpaksa menunggu sampai kerumunannya lenyap baru mendekat ke poster itu. Oh, gini toh SNMPTN. Di artikel saya sebelumnya yang berjudul hampir sama, saya udah menjelaskan apa itu SNMPTN, kan? Karena itu saya gak bakal menerangkan apa itu SNMPTN. #mampus
            Sama seperti teman-teman saya yang lain, saya pun udah memutuskan tujuan PTN yang ingin saya tuju. Saya termasuk dari sedikit orang yang memilih masuk PTN di pulau Jawa. Saat itu saya hanya tahu bahwa jalur utama untuk masuk PTN adalah melalui jalur tes tertulis yang terkenal cukup sulit. Jadi, saya gak terlalu memerhatikan masalah SNMPTN 2013 ini.
            Alkisah, untuk mengikuti SNMPTN 2013, sekolah harus mengirimkan nilai-nilai rapor kami dari kelas X sampai XII semester ganjil. Karena pihak sekolah cuma punya data lama, maka nilai beberapa siswa sangat berbeda dengan yang ada di rapor. Kamipun harus memverifikasi nilai kami sambil membawa rapor ke sekolah.
            Belum selesai sampai di situ, kamipun juga diberikan PIN dan password untuk membuka akun pendaftaran kami di website SNMPTN. Akun? Nah, di sini kalian pasti bisa menebak metode pendaftaran kami, kan? Ya, semua secara online kayak mau bikin Facebook! Mampus, yang gaptek bakal kena headshot dah.
            Ceritanya, pada saat pemberian PIN, gak sepenuhnya berjalan lancar. Ada yang tertukar, ada yang kertas berisi data PIN-nya rusak, dan malah ada yang gak ngerti sama sekali! Untungnya saat itu punya saya sama sekali gak ada dapat masalah. Ah, karena masih ada yang gak ngerti masalah pendaftaran, pihak sekolah sampai mengadakan semacam seminar untuk menjelaskan cara mendaftarnya. Saya? Saya punya internet dan Google, guru terbaik jika kita tidak mengetahui suatu hal. Saat seminar itupun saya cuma bisa tertidur pulas.
            Setelah tiba tanggal pendaftaran, saya langsung pergi ke sebuah warnet di dekat sekolah saya. Dengan tampang pas-pasan, ekspresi muka abstrak, uang 10.000-an, dan sebatang flashdisk berisi file foto muka saya yang unyu *uhuk*, saya langsung mengunjungi website SNMPTN. Cuma sepuluh menit dan proses pendaftaran pun kelar, sisa waktu yang ada saya pake buat update status gak jelas di Facebook dan baca komik bajakan. #parah
            Saat itu semua sedang membicarakan tujuan PTN masing-masing. Ada yang mengisi UGM, UI, ITS, ITB, dan lain-lain. Jujur, saya cukup kagum dengan tekad teman-teman saya buat kabur secepatnya dari Borneo.
            Alkisah, hari demi hari telah berlalu sejak pendaftaran SNMPTN. Acara berita di televisi dengan ramai memberitakan bahwa peserta SNMPTN mencapai 500.000 lebih. Dari peserta sebanyak itu, yang lulus hanya sekitar 100.000 sampai 150.000 aja sih. Keren, kan? Tenang, itu se-Indonesia aja, kok. Selama menunggu hari hari pengumuman, saya memutuskan belajar untuk persiapan tes tertulis. Selama waktu itu juga saya tahu ada jalur SBMPTN.
            Jangan bayangkan selama menunggu pengumuman itu saya belajar mati-matian. 25% waktu itu saya pakai buat baca komik, 25% buat nulis artikel, cerpen, dan novel, 20% saya pakai buat nonton anime (gak tau anime? Gak gaul bangeuds), 20% saya pake buat menunjang kehidupan (makan, minum, mandi), 5% hang out, dan 5% dipakai buat baca buku pelajaran. Lihat, betapa saya sangat bekerja keras agar bisa kuliah. (kayaknya ada yang salah, deh)
            Apa? Saya gak serius belajar? Halo!!!! Saya udah 13 tahun sekolah (satu tahun di TK)....!!! Saya udah 13 tahun mempersiapkan diri saya untuk masuk ke bangku kuliah. *rapikan dasi* saya merasa lebih siap menghadapi tes masuk perguruan tinggi dengan persiapan selama 13 tahun itu ketimbang dipaksa belajar selama 30 hari (malah kurang) di tempat bimbel. Untungnya orang tua saya gak pernah memaksa untuk ikut kursus atau bimbel. Fyuuhh..... *elus-elus dada*
            Apa? Terdengar arogan dan terlalu percaya diri? Entahlah. Anggap itu ambisi. Hahahaha! Saya gak boleh gagal. Gagal=MATI. Kalau saya gagal, beri saya selamat atas pekerjaan baru saya sebagai buruh tani. *panik* seandainya saya punya uang banyak, kalaupun gagal tes, saya bakal milih masuk perguruan tinggi swasta yang berbobot dund. Nah, kalau dibilang arogan atau percaya diri, kalian harus berpikir ulang. Saya merasa SUDAH SIAP menghadapinya, BUKAN percaya diri.
            Selama menunggu pengumuman itu saya sendiri gugup banget. Saking gugupnya, kecap pun bahkan terasa asin di lidah saya. Oke, terasa asin karena itu memang kecap asin. Mungkin kegugupan saya bisa berkurang kala mendengar bahwa PTN lokal di Kalimantan juga membuka pendaftaran jalur ke sekian melalui tes tertulis. Meskipun begitu, tetap aja saya gugup gara-gara mendengar biaya yang harus dikeluarkan kalau mengikuti tes jalur ke sekian itu.
            Singkat tulisan, akhirnya tanggal 28 Mei tinggal dua hari lagi! *bersorak nyaring* apa? Tanggal 28? Pengumuman hasil SNMPTN loh! Wah, status teman-teman di Facebook udah pada rame aja ngebahas masalah pengumuman sedangkan saya dengan santai malah asyik membaca komik. Beberapa orang malah ada yang udah mendaftar SBMPTN. Saya sendiri lebih memilih menunggu pengumuman SNMPTN terlebih dahulu.
            Terus...... JRENG!! Ada pemberitahuan bahwa pengumuman SNMPTN dipercepat menjadi tanggal 27 Mei jam empat sore. Ciyus!!?? Berarti besok, dong? Mudah ditebak, malam harinya saya susah tidur.
            Keesokan harinya adalah hari yang dinantikan oleh ratusan ribu umat pelajar yang mau menjadi mahasiswa.
            Status teman-teman di Facebook udah mulai “anarkis”. Udah kayak persiapan menjelang bencana alam aja. Saya iseng mencoba memeriksa ke situs SBMPTN. Cuma ada pemberitahuan bahwa pengumuman akan dilaksanakan jam empat sore. Perasaan udah mulai panik, jantung berdetak secara membabi buta, dan pulsa udah kritis.
            Oke, kayaknya warnet di kota kecil udah penuh sampai-sampai saya harus membeli pulsa buat ngecek kelulusan saya melalui browser handphone aja. *tragis* setelah membeli pulsa, bukannya ngecek ke situs SBMPTN, saya malah duluan ngecek ke Facebook.
            Rupanya ada yang udah girang karena lulus SNMPTN, ada juga yang pasang emoticon nangis trus mewek gara-gara gagal. Oh, betapa suramnya kehidupan. Saya sendiri berusaha untuk mengakses website SNMPTN tetapi tak kunjung-kunjung bisa. Kayaknya server itu website lagi “jebol” gara-gara diakses dari hampir seluruh penjuru Indonesia.
            Nah, pas udah jam 16.30 akhirnya saya bisa mengakses itu website. Setelah mengisi tanggal lahir dan nomor pendaftaran, saya meng-klik LIHAT HASIL. Jreeng!!! Muncullah tulisan itu.....
            Maaf, Anda tidak dinyatakan lulus SNMPTN 2013.
            Ada kesunyian yang mencekam di rumah saya karena kebetulan orang tua saya lagi keluar. Hellyeah!!!! Saya gak lulus!!! Saya cuma bisa bengong beberapa saat sambil ngelirik keluar jendela. Wah, mau gak mau harus ikut SBMPTN nih.
            Beberapa menit kemudian ibu saya pulang dari rumah tetangga sambil bawa kabar kalau teman-teman saya yang lain banyak yang lulus SNMPTN di PTN lokal. Waktu saya bilang saya gagal, ada raut ekspresi kecewa di wajah ibu saya. Saya berusaha menenangkan dengan bilang kalau level yang saya lalui “agak berbeda dan lebih ekstrem” daripada biasanya.
            Malamnya, ayah saya pulang dari rumah temannya. Ibu saya melapor ke ayah saya. Seperti biasa, ayah saya enjoy aja menanggapinya.
            “Ikut tes aja,” kata ayah saya dengan nada santai.
            Saya tersenyum simpul. Waktunya membuka buku pelajaran dan mengaktifkan otak saya yang udah berkarat ini.
            Oke, segitu aja kisah labil saya. Untuk yang berikutnya, saya akan “curcol” betapa ekstremnya saya mengikuti SBMPTN 2013.      
            Gagal itu hal yang biasa. Jika tidak ada yang gagal, dunia pasti akan berjalan dengan berantakan.” (-HX7)

0 komentar:

Posting Komentar

...........................

Popular Posts

Recent Posts

Click to view my Personality Profile page

Unordered List

"Nilai gak penting, pengetahuan dan wawasan itu yang penting."

Categories

Text Widget

Me.....

Foto saya
Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia
Seorang mahasiswa Pendidikan Matematika yang berusaha untuk menyelamatkan umat manusia dari serangan alien hingga akhirnya sebuah meteor jatuh ke ladang gandum dan jadilah sebuah sereal seperti iklan di televisi.

Followers.....