Jumat, 17 April 2015

 4/17/2015 08:37:00 PM      No comments

Kisah Klasik: Kita

Gerah. Panas. Pusing. Pulang kuliah aku langsung melemparkan tas milikku ke bangku lalu langsung bergegas mandi. Minggu yang sangat sibuk, dipenuhi tugas dan UTS, menuntut otak ini untuk bekerja ekstra. Jujur, aku sangat lelah dan jenuh. Untuk pertama kalinya dalam sejarah kehidupanku, aku bosan. Bosan akan semuanya. Entah mengapa terasa membosankan.
Tidak fokus mengikuti kegiatan perkuliahan, mendadak malas mengerjakan tugas meskipun tahu bahwa aku mampu mengerjakannya, bahkan mulai sering begadang dan membuat badan ini makin kurus.
Hei, kalian, pernahkan kalian bosan dalam mewujudkan tujuan yang ingin kalian capai? Sekarang aku merasakannya. Ingin hidup biasa-biasa saja tanpa harus menyolok di antara yang lain, kisah hidup berkata lain. Aku bosan, bahkan ingin menghilang sama sekali.
Why? Well, I don't know. Problems? Entahlah, mungkin sedikit. Motivation? Mulai tidak membuatku bertekad lagi. Lalu apa?

 
Aku bersandar di kursi sambil memandangi sebuah gambar yang kubuat dan kutempel di dinding dekat meja. Aku termenung beberapa saat. Gambar itu berisi empat gambar chibi yang mewakili aku dan anggota sebuah komunitas. Pikiranku jauh terbang ke masa lalu di masa SMA, di saat semuanya bermula. Kisah ini panjang, aku harus memulai dari yang paling awal.
Mereka... mereka adalah orang-orang yang mampu membuatku tertawa lepas dan mereka bisa berpikir out of the box sama seperti diriku. Jarang menemukan orang seperti mereka lagi. Mereka unik, meskipun orang menganggapnya aneh. Mereka adalah berlian yang berkamuflase dengan ditutupi debu. Dari luar tampak biasa-biasa tetapi menyimpan sifat dan bakat yang unik.
Saat bersama mereka, semua masalah seolah hilang. Beban hidup menjadi nol.
Ah, kami terpisah jarak dan waktu. Mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Cukup, saatnya mengambil mesin waktu dan kembali lagi ke masa lalu...

==++==

Sekitar delapan tahun yang lalu...
“Ris, GoN balik, loh,” ucap salah satu temanku saat aku tengah asyik mengerjakan sebuah soal matematika di kelas.
“Eh? GoN?”
GoN. Aku tidak terlalu mengenalnya. Yah, kami memang bersekolah di SD yang sama tetapi tidak terlalu akrab. Setelah lulus SD, dia melanjutkan sekolah ke Jawa. Kini, saat semester 2 kelas 7, ia kembali ke kampung halaman.
Aku tidak tahu mengapa semua ini bisa terjadi, yang pasti setiap jam istirahat kami pasti bertemu di selasar sekolah untuk duduk dan bercerita. Saat itu ia sangat menyukai manga. Syukurlah, aku bertemu spesies yang sama denganku. Sangat jarang di desa kecil ini ada yang menyukai manga. Dia sangat menyukai One Piece dan buta tentang Naruto. Sebaliknya, aku seperti kamus berjalan Naruto dan buta tentang One Piece. Kami akhirnya bertukar cerita.
GoN banyak membuka wawasanku tentang dunia luar. Wajar, ia pernah satu semester di Jawa, pengetahuannya tetang dunia luar pastilah luas daripada kami yang di desa yang bahkan buta internet. Ia rupanya tahu tentang hobi menggambarku dan banyak mengajariku tentang dunia menggambar. Mengenalkanku dengan dunia komik dan anime, membuka gerbang bagiku untuk melihat di luar sana ada ratusan bahkan ribuan manga yang bagus. Aku bisa melihat dari matanya bahwa ia memiliki minat yang dalam dalam dunia menggambar. Kami mulai dekat dan aku sering berkunjung ke rumahnya untuk sekadar mengenal apa itu Adobe Photoshop, majalah Animonster, dan pengetahuan lainnya.
Kami sudah berbicara di luar apa yang dibahas oleh anak-anak seusianya kami yang hanya membahas cinta, pacar, galau, cinta, pacar, galau, seperti itu terus hingga meteor jatuh ke ladang gandum dan menjadi sereal seperti iklan di televisi. Kadang beberapa teman yang pintar secara akademik tidak mengerti apa yang kami bahas dan menganggap kami aneh, kuper, dan mereka jarang bergaul dengan kami. Well, aku tidak ambil pusing mengingat kepintaran akademik mereka masih di bawahku. Hahaha.
GoN tidaklah pintar secara akademik. Itu yang kutahu. Nilainya tampak biasa-biasa saja tetapi ia cerdas. Ya, ia cerdas. Pola pikirnya unik dan kami cocok. Kami mulai bermimpi, berkhayal setinggi-tingginya, membuat target. Hingga kami memutuskan untuk bekerja sama.
Ya, bekerja sama. Ia memiliki pikiran yang unik, ia bisa membuat sebuah kisah dari nol digabungkan dengan fantasi aneh yang menarik dan aku bisa menggambar. Ia mulai berlatih menggambar, sedangkan aku belajar bagaiman bisa berpikir unik darinya. Kami mulai bermimpi suatu saat bisa membuat sebuah komik dan mengirimkannya ke penerbit.
GoN jugalah orang yang meminjamkanku sebuah buku untuk membuat dan mengedit blog di saat kami mendapat tugas membuat blog dari guru TIK. Bagi orang lain, membuat blog hanyalah tugas biasa. Setelah selesai, sudah, tinggalkan. Aku berbeda. Blog tempatku menulis ini adalah blog yang pertama kubuat untuk tugas itu. Tidak berhenti untuk kukembangkan. Sudah puluhan tulisan, cerpen, cerbung dan lain-lain yang ada di blog ini sebelum akhirnya kureset menjadi nol setelah masuk kuliah. Semua tulisan itu kusalin ke beberapa website tempat para komikus dan penulis dari Indonesia memajang karyanya.
Dari website itulah mataku terbuka. Ternyata ada ratusan bahkan ribuan komikus dan penulis Indonesia yang ada di luar sana. Selama ini aku buta informasi. Aku merasa kecil dan malu. Terlalu meremehkan dan menganggap diri hebat.
GoN membawaku ke dunia yang berada di luar duniaku. Duniaku hanya sebatas duduk, tidur, bangun, membaca sekilas tapi langsung paham materi pelajaran, mengerjakan PR, mendapatkan peringkat 1 yang dianggap orang luar sebuah hal yang luar biasa bahkan dipuja bagai malaikat. Jenuh. Membosankan. Entah kenapa aku masih melakukannya. Tuntutan pola pikir orang di sekeliling dan ibuku, mungkin?
GoN membawaku keluar dari dunia itu sejenak. Ada rasa puas saat aku mulai menggoreskan pensil di atas kertas, membuat karakter, menulis kisah di buku catatan karena orang tuaku belum mampu membelikanku laptop bahkan handphone. Ada rasa bangga saat berhasil membuat sebuah gambar karakter melebihi rasa bangga saat berdiri di podium peringkat umum.
Kami memiliki impian yang bagi anak seusia kami sangatlah konyol tampaknya saat itu. Ingin menjadi komikus hebat di Indonesia dan karya kami diterbitkan. Aku masih mampu berpikir rasional dan menganggap impian kami sangatlah kecil kemungkinannya untuk tercapai. GoN berbeda, dari matanya aku tahu ia sangat serius dan antusias.
Di kelas 9, aku berhasil membuat sebuah komik 20 halaman. Komik pertama yang kugarap serius menggunakan peralatan seadanya meskipun masih sangat terpengaruh gaya gambar Masashi Kishimoto-sensei, mangaka Naruto. Saat itu, aku tidak tahu akan kuapakan komik itu. Aku belum mengenal program untuk mengedit gambar di laptop. Laptop saja aku tidak punya. Aku bahkan belum mengenal scanner. Komik itu kusimpan di kardus terdalam (yang akhirnya terbuka saat aku SMA).
Di saat kami lulus, GoN memilih untuk masuk ke SMAN 1 Sampit, sedangkan aku memilih SMAN 2 Sampit. Di kota inilah semua kisah mulai tersusun rapi, memulai sebuah awal yang baru, tekad baru, kisah mulai berubah, tujuan yang mulai berbelok, kepastian arah, dan kami akhirnya mengenal dia yang juga unik, SBHcool, orang yang pola pikirnya sama seperti kami, dengan kemampuan menggambar yang seolah-olah menusukku. Dia sangat hebat dan out of the box.
Apakah kisah ini telah selesai?
Belum. Aku hanya terlalu lelah untuk menulisnya. Biarkan waktu yang menjawab. Biarkan tulisan berikutnya yang melanjutkan kisah klasik ini. Mungkin ini bisa disebut dengan bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar

...........................

Popular Posts

Recent Posts

Click to view my Personality Profile page

Unordered List

"Nilai gak penting, pengetahuan dan wawasan itu yang penting."

Categories

Text Widget

Me.....

Foto saya
Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia
Seorang mahasiswa Pendidikan Matematika yang berusaha untuk menyelamatkan umat manusia dari serangan alien hingga akhirnya sebuah meteor jatuh ke ladang gandum dan jadilah sebuah sereal seperti iklan di televisi.

Followers.....