Jumat, 27 Juni 2014

Ray

Ray

            Ini hari pertamaku kembali ke desa ini setelah tiga tahun pergi untuk melanjutkan pendidikan ke kota. Perjalanan yang cukup jauh, sehingga bus mengantarku di saat hari sudah malam. Setelah bertemu dengan Bibi Erni, adik ibuku yang tinggal sendiri di rumahnya di desa ini, aku segera diajaknya untuk segera tidur di kamar milik anaknya yang kebetulan masih bersekolah di kota.
            Aku tidak bisa tidur dengan tenang karena memikirkanmu. Sudah tiga tahun sejak kelulusan kita di SMP. Aku pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan, sementara kau tetap tinggal di kota ini untuk membantu keluargamu merawat kebun. Karena siswa di SMP tidak terlalu banyak dan didominasi oleh laki-laki, kita berdua pun bisa berteman akrab dan menjadi sahabat. Aku merindukanmu. Rindu terhadap wajah konyolmu dan dibonceng di atas sepedamu, seperti dulu, saat kita pulang sekolah bersama.
            Karena itu di saat liburan kelulusan SMA seperti ini aku berniat kembali ke desa ini. Mengunjungi kampung halamanku, bertemu dengan Bibi, dan bertemu denganmu lagi, sahabatku.
□□□

Selasa, 24 Juni 2014

Serpihan Asa, Menanti di Tugu Sukarno

            Aku berdiri mematung sesaat sambil memandang ke sekelilingku. Hening sejenak, merasakan semilir angin yang berhembus dan kadang membuat rambutku bergoyang pelan, seolah ingin mengajakku bermain bersamanya. Aku menarik napas panjang lalu mulai berjalan menapaki tangga-tangga kecil di tempat ini, menuju ke bagian tengah, ke arah sebuah tugu yang berdiri tegak tinggi.

Sabtu, 14 Juni 2014


Look After You

Hei, apa kau pernah dengar bahwa jatuh cinta itu merupakan salah satu penyakit jiwa? Awalnya aku tidak memercayainya, tetapi seiring berjalannya waktu akupun mulai percaya sedikit demi sedikit.

Ya, jatuh cinta membuatku seperti orang gila, sangat gila. Gila mengagumi setiap hal dari dirimu. Kau bagai makhluk agung yang bahkan tak bisa semudah itu kudeskripsikan dengan geometri analitis modern, tak bisa diukur dengan semua ilmu dari bab kalkulus lanjut tingkat dramatis, bahkan abjad dalam diktat aljabar linear kompleks pun agaknya tak cukup untuk mendeskripsikan pesona dirimu.

Kau adalah keindahan sempurna yang tak ada bosannya untuk dipandang bagai sebuah limit fungsi dengan x menuju nol yang tak berujung tapi ada dan nyata, salah satu dari semesta bilangan real yang tak berhingga.

Selasa, 03 Juni 2014

You



You



Jauh di depan sana aku dapat memandang perbukitan dan hutan yang sangat luas. Jalan yang berada di bukit di pinggiran kota ini memang tempat strategis untuk menikmati pemandangan, apalagi saat berdiri di atas trotoar dan merapat ke dekat pagar pembatas.



Aku berjalan pelan mendekati pagar pembatas lalu menarik napas panjang, menghirup udara segar dari alam yang cukup sulit didapatkan jika berada di pusat kota. Aku termenung beberapa saat ketika memandang hutan di depan sana, mengingat kembali kenangan masa lalu yang telah lewat.



Hembusan angin membuatku semakin masuk dalam lamunan. Aku tersadar ketika hembusan angin itu terasa membelai pipiku dengan lembut. Aku sedikit tersentak sambil mengusap pipi kiriku lalu menoleh ke arah kanan, memandang di atas trotoar tak jauh dari tempatku berada.



Kau berdiri di situ dengan tangan kiri menahan rambut panjangmu agar tidak berantakan saat terhembus angin. Bibir merah tipismu tersenyum saat melihat ke arah hutan dan perbukitan di depan kita. Ya, tempat kau berdiri sekarang adalah tempat favoritmu untuk melihat pemandangan ini, aku mengingatnya. Kau menoleh ke arahku lalu tersenyum dengan ekspresi wajah lembut dan pipi yang memerah, aku membalas senyumanmu sambil kembali menatap ke depan. Aku kembali mengingat masa lalu saat kita berdua berada di tempat ini. Ya, hanya kita berdua.



--□□□--

Senin, 02 Juni 2014


Selama Engkau Hidup

Kupandangi jam digital yang ada di pojok kanan bawah monitor laptop milikku sambil menguap lebar.

“Fuuu, udah hampir jam sebelas,” gumamku sambil merenggangkan leher. Dua jam membaca komik digital dengan tatapan terpaku kepada layar itu cukup melelahkan, kawan. Waktunya tidur.

Hei, sepertinya aku melupakan sesuatu. Ah, ya, materi tentang senyawa karbon untuk mata kuliah Kimia Dasar II besok. Aku belum mempelajarinya sama sekali. Fuuu, sudahlah, tidur lebih penting.

Aku bersiap melompat ke atas tempat tidur sebelum akhirnya sebuah SMS masuk ke handphone milikku. Malam-malam begini siapa, ya? Jangan-jangan GoN, seperti biasanya.
Kubuka SMS yang baru masuk itu lalu kubaca dengan cukup cepat. Bukan, bukan dari GoN, tapi dari si Ranger Pink. Isi SMS darinya seolah-olah tak menyangka bahwa aku ulang tahun hari ini, entah sengaja atau memang benar-benar tidak menyangka.

“Ulang tahun?” gumamku sambil mengangkat sebelah alis. Aku bergegas melihat ke kalender yang berada tepat di depan meja belajar... tidak, lebih tepatnya meja yang lebih sering kugunakan untuk menggambar atau membaca komik. “Sudah dua Juni? Tidak, masih satu jam lagi,” ucapku tertegun.

Eh? Aku ulang tahun? Aku sempat mematung beberapa saat karena sebenarnya aku sendiri hampir lupa kapan aku ulang tahun karena akhir-akhir ini sudah jarang melihat kalender. Hampir setengah jam aku tidak membalas SMS itu dan hanya menggaruk-garuk kepala.

□□□

Popular Posts

Recent Posts

Click to view my Personality Profile page

Unordered List

"Nilai gak penting, pengetahuan dan wawasan itu yang penting."

Categories

Text Widget

Me.....

Foto saya
Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia
Seorang mahasiswa Pendidikan Matematika yang berusaha untuk menyelamatkan umat manusia dari serangan alien hingga akhirnya sebuah meteor jatuh ke ladang gandum dan jadilah sebuah sereal seperti iklan di televisi.

Followers.....