Dari SBMPTN 2013 ke Daftar Ulang (Curcol) [Part 2 of 2]
Semuanya
terlihat sudah mulai gelisah. Beberapa orang juga terlihat mulai melirik ke
beberapa arah untuk memastikan apakah hanya dirinya sendiri yang sedang dalam
kondisi “konyol”. Oh, tampaknya mereka bisa bernapas lega karena hampir semua
yang ada di dalam ruangan ini sama-sama dalam kondisi “konyol”.
Tiga
orang dewasa di depanku--maksudku di depan kami, sudah mulai merapikan barang
bawaan mereka lalu memasukkannya ke dalam tas. Cih, rupanya mereka sudah
bersiap-siap ingin meninggalkan ruangan ini.
“Waktu
yang tersisa tinggal 10 menit lagi,” ucap salah satu orang dewasa itu.
Berselang
beberapa detik setelah ucapan itu, suasana ruangan langsung ribut oleh bunyi
goresan pensil dan denyitan kursi tempat kami duduk. Semuanya langsung
mengandalkan kartu as mereka: gambling.
...
Apa?
Aku? Aku hanya memainkan pensil 2B butut milikku dengan jemari tangan kananku.
Tidak ada lagi yang bisa kulakukan selain menutup lembaran soal dan menyelipkan
LJK di dalamnya. Setidaknya aku sudah menyelesaikan sekitar 60% - 75% soal yang
diberikan. Menit-menit terakhir waktu tes akupun mulai sedikit mengumpat,
“Soal
TKDU sialan,” umpatku sambil membuang
napas.
□□□
Hai...
*melambai dengan gemulai* ketemu lagi, nih, dengan saya, guys. Kali ini saya gak pake acara keluar dari botol atau datang
pake baling-baling bambu segala karena badan saya lagi pegel semua, nih. Biar
kalian tahu, saat artikel curcol ini ditulis (16 Agustus 2013), saya sedang
mengikuti praospek fakultas di PTN lokal Kalteng. Saya mencuri-curi waktu
tanggal 17 sampai jam sebelas malam cuma buat nulis ini artikel curcol. Ingat,
teman-teman, praospek itu cuma kedok panitia. Rasanya udah kayak ospek beneran!
Hmm, membahas ospeknya belakangan aja, ya. Kali ini saya mau ngelanjutin curcol
yang kemarin terpaksa bersambung akibat kemalasan saya dalam menulis
artikel yang panjang sudah terlalu
banyak jumlah kata.
Yo!
Tetap semangat bagi para pembaca dan makhluk transparan yang sedang melayang di
pojokan! Jangan ikut-ikutan saya yang lagi guling-guling dan mengerang gak
jelas gara-gara dibantai kegiatan praospek. Kencangkan sabuk pengaman, kita
terbang!
Sebelumnya, di artikel yang lalu...
*opening ala film Power Rangers*
Gawat!
Waktu sudah mulai menipis.---“Waktu tersisa 30 menit lagi.”---beberapa peserta
sudah ada yang panik.---saya ikutan panik dan nyaris tertidur.---“Mari kita
hancurkan Rangers!”---angin mulai
berhembus gak karuan.---“Rangers,
bergabung! Memanggil Mega Zord!”---dia
mulai lapar.. mulai lapar.. mulai lapar.. mulai lapar.. DIAM!!!!!
---------------------------------------------------
Saya
terpaksa harus menggerakkan puluhan gir dan piston di otak saya agar bisa
berpikir lebih keras dan stabil. Sekilas terlihat asap yang keluar dari
ubun-ubun. Oke, cukup bercandanya. Saya harus mati-matian ngerjain soal
matematika supaya nutupin nilai B. Inggris yang bakal anjlok itu. Mental saya
sempat ditusuk dengan kasar kala melihat peserta di sebelah sanggup ngerjain
hampir semua soal B. Indo. Tenang, soal matematika dia masih “bersih”.
Waktu
tinggal 30 menit lagi dan saya dengan bangga baru ngerjain 40% soal. Hebat.
HEBAT!! Gimana mau lulus ini!!!!
Saya
mulai mengingat dosa-dosa saya selama di bangku SMA: gak belajar serius di
pelajaran B. Indo dan B. Inggris. Kini saya harus menghadapi kenyataan yang
cukup pahit. Amat pahit. Saya kesulitan ngerjakan soal naratif di dalam bahasa
sendiri! #jleb
Masih
beruntung, soal-soal B. Indo itu gak ada yang mengambil soal puisi dan pantun.
Kalau sampai ada yang kayak gitu, dengan bangga saya akan menyerah. Pusing
rasanya memahami makna puisi dan pantun itu.
Akhirnya
saya harus masuk ke mode paling serius di mana ekpresi wajah saya sama sekali
gak menunjukkan sikap dan sifat senang. Alis sudah saling bertemu dan
mengikat janji. Mari kita bantai pelajaran B. Inggris ini berhubung
matematika udah kelar.
Jujur,
pengetahuan dasar dan awal saya tentang bahasa Inggris didapat gara-gara main game Suikoden 2 waktu masih SD. Itu aja.
Saya sampai rela buka kamus dan belajar kalimat-kalimat bahasa Inggris demi
bisa menyelesaikan game itu doang.
Alhasil, saya jadi mahir menerjemahkan kalimat bahasa Inggris ke bahasa
Indonesia tanpa menggunakan kamus (tapi gak berlaku sebaliknya. hahaha). Cuma
untuk kalimat dengan kata-kata yang mudah aja, sih. Kalau menerjemahkan soal B.
Inggris TKDU ini, saya sampai mencakar kepala saya dan membuat peserta di kanan
saya jadi khawatir dengan perilaku aneh saya.
Saya
cuma sanggup mengerjakan soal tentang mencari ide pokok dan kesimpulan teks
naratif. Sisanya cukup saya lewati dengan penuh keikhlasan. Gila, prediksi
kejadian seandainya saya gak lulus SBMPTN mulai melintas di pikiran saya dengan
amat cepat.
Bagus!
B. Inggris dan B. Indo akhirnya sebagian besar sudah gak terisi sama sekali!
Saya cuma sanggup menjawab setengah aja. Saat pengawas sudah memberi tahu waktu
hampir mencapai batasnya, saya menutup lembar soal dan menyelipkan LJK di
dalamnya. Saya masukkan perlatan ke dalam tas lalu maju mengumpulkan LJK. Semua
yang ada di dalam ruangan langsung melirik ke arah saya. Rasanya jadi pusat
perhatian. Ayolah, duduk diam gak akan membuat jawaban muncul gitu aja di otak.
Mending saya ngumpulin LJK dan cari makan di luar.
Setelah
sampai di luar, saya mengirim SMS ke Kak Peni supaya jemput saya di dekat
fakultas FKIP. Sambil menunggu jemputan, saya memerhatikan ribuan orang yang
ada di kampus ini, yang sudah keluar dan berkeliaran di kawasan FKIP dan
Fakultas Teknik. Bayangkan, ada berapa yang bakal gagal lulus SBMPTN dari
sekian banyak orang ini. Semuanya adalah musuh.
Secara
logika, peluang untuk lulus SBMPTN 2013 lumayan besar karena para genius udah
banyak yang lulus SNMPTN 2013 duluan.
Setelah
jemputan datang, saya langsung pulang ke rumah. Setelah mandi, makan, dan
basa-basi bareng Kak Peni, saya langsung masuk kamar lalu otak-atik laptop buat
baca soal-soal tes masuk PTN tahun lalu yang dirangkum dalam satu file PDF.
Gila, soalnya bikin saya langsung menutup PDF itu dan lebih memilih nonton anime.
Malamnya
saya tertidur sambil diiringi lagu band
Boys Like Girls. Lumayan buat
mengistirahatkan otak untuk perang besok pagi.
Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt..................
Saya
udah tiba di kampus, saudara-saudari! Ya, tetap diantar juga dund! Hari ini
saya memakai baju batik bermotif khas Kalimantan berlengan panjang berwarna
kuning dan celana kain hitam. Bagus, jadi pusat perhatian lagi dah.
Masuk
ruangan ujian ketika bel berbunyi. Siklus pada stage 1 dan 2 kembali terulang hari ini. Naskah soal yang
sebelumnya masih tersegel oleh segel suci empat orang Hokage terdahulu akhirnya
kami dapatkan. Waktu untuk mengerjakan soal pun dimulai, kami langsung mengisi
LJK dengan data diri terlebih dahulu.
Bagus,
ibarat kayak membuka buku suci, halaman awal dari naskah soal itu amat
menyilaukan. Diawali dengan matematika!
Hari kedua, 19 Juni 2013.
Stage 3: Tes SAINTEK. Mencakup
matematika tingkat medium, fisika,
kimia, dan biologi. Seperti biasa, saya kalau mau ngerjain soal tes selalu
terlebih dahulu melakukan pengamatan singkat. Satu-persatu setiap soal saya baca
sekilas. Setelah selesai, saya tersenyum. Saya tersenyum dengan amat lebar.
“Mampus,
ini soal bisa bikin gw bunuh diri,” gumam saya lembut sambil tetap
mempertahankan senyum saya.
Saya
gak bisa menjabarkan betapa ekstrem dan bervariasinya soal ini secara
mendetail. Kalian bisa mencarinya di internet.
Soal-soal SAINTEK ini juga memasukkan tiga tipe soal pada tiap pelajaran,
yaitu: ‘pilihan ganda’, ‘sebab-akibat’, serta ‘jika A dan B maka
jawabannya....’.
Kimia.
Baru kali ini saya merasa mencari nilai massa relatif suatu senyawa terasa
sesulit berenang dalam kubangan lumpur. Oke, ralat. Saya pada dasarnya memang
gak bisa berenang *aib pun terbongkar*. Pokoknya sulit banget deh. Untung tipe
soal 2 dan 3 lumayan gampang karena kemampuan logika saya bisa dipakai.
Fisika.
Bagian yang mudah untuk dikerjakan cuma yang berhubungan dengan gaya, GLB,
GLBB, dan radioaktif. Sisanya bisa membuat saya pengen histeris dalam ruangan!
*guling-guling* sejak SMP, saya paling bego kalau kena bab yang berhubungan
dengan kelistrikan! Gak ada satu pun soal kelistrikan yang berhasil saya
kerjakan dan jawab.
Biologi.
Sial oh sial! Ternyata soalnya gak sesulit yang saya kira! Saya lumayan
menyesal juga pas gak belajar sebelumnya. Meskipun kayak gitu, tetap aja ada
soal yang sulitnya begitu menggugah jiwa dan raga. Ke mana perginya soal
hereditas yang mantap itu!? Sama seperti kimia, saya cuma bisa menjawab lebih
banyak soal yang bertipe 2 dan 3.
Matematika.
Hahahaha...! Baru kali ini sejak terakhir mengikuti OSN Matematika tingkat SMA
saya merasa mengerjakan pelajaran bidang saya terasa sulit setengah hidup. Itu
aljabar apa salah ketik, ya? Itu persamaan linear atau rumus kimia bom atom,
ya? Itu matriks atau kode komputer, ya? Pokoknya sadis, guys. Gak ada tipe soal 2 dan 3, hanya ada tipe soal 1.
Setelah
mengalami tekanan batin seperti mengikuti ujian chuunin selama beberapa jam di dalam ruangan, akhirnya saya
memutuskan untuk mengumpulkan jawaban saya duluan padahal waktu belumlah habis.
Wih, mungkin gara-gara melihat saya yang udah keluar ruangan duluan, peserta
yang lain mulai menggila mencoret-coret itu LJK. Setelah mengumpulkan lembar
jawaban dan menyalami pengawas, saya pun bergegas keluar dari ruangan.
Setelah
di luar, saya mengirim SMS agar Kak Peni menjemput. Kami berdua terlebih dahulu
memesan tiket agar saya bisa pulang. Masih jam sebelas, artinya masih ada tiga
jam sebelum taksi berangkat.
Selama
tiga jam itu saya menghabiskan waktu dengan guling-guling gak jelas sambil main
game di laptop.
Setelah
saya memutuskan untuk memotong beberapa agedan tidak layak tampil, akhirnya
saya pun berada di dalam taksi yang sudah melaju menuju ke tempat asal saya.
□□□
Pada akhirnya, artikel yang satu ini baru bisa selesai
ditulis pada tanggal 30 September 2013. Hahaha. Banyak tugas sekolah dan ada
acara keakraban prodi, jadinya gak sempat menulis.
Nah, penasaran dengan kelanjutan curcol di atas? Ya, pada
tanggal 8 Juli 2013, pada saat tanggal pengumuman hasil SBMPTN, saya log in ke website SBMPTN dan saya dinyatakan lulus. Saat itu orang tua saya
lagi ada acara di luar kota, jadi saya berteriak senang lalu tertawa sepuasnya
di rumah sendirian saking senangnya. Rasanya kalau diingat-ingat sekarang,
tingkah saya waktu itu konyol banget.
Ng, tunggu sebentar. Gimana cara daftar ulang di
kampusnya!?? Ini............. to be
continued...
0 komentar:
Posting Komentar
...........................